Tampilkan postingan dengan label Wasir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wasir. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Maret 2011

Biji Pisang Klutuk Dapat Menyembuhkan Ambeien/Wasir

pisang klutuk ramuan tradisional
Penyakit ini memang menyusahkan. Penderita tidak akan bertahan duduk berlama-lama di kursi. Penyakit ambeien disebut pula hermorrhoid. Biasanya penderita jika buang air besar disertai keluarnya darah dari lubang dubur anus). Jangan biarkan penyakit ini berlarut-larut sampai menahun. Segeralah atasi dengan ramuan tradisional di bawah ini.

Bahan-bahan :
1. Beberapa daun jambu yang masih muda.
2. Biji pisang klutuk (pisang yang banyak bijinya).

Cara membuatnya :
Jambu dan pisang dicuci bersih-bersih, pisang klutuk jangan dikupas kulitnya. Pisang diparut lalu dicampur dengan daun jambu dan ditumbuk sampai halus. Kemudian minumlah air peresan pisang dan daun jambu tersebut. Lakukan hal itu berkali-kali. Pengobatan penyakit ambeien memang memerlukan waktu yang lama. Menurut dr. Belinda Nadesul, bahwa sekalipun penderita ambeien sudah tidak merasa ada keluhan, pengobatan perlu diteruskan sekurang-kurangnya sampai sebulan secara teratur. Dianjurkan pula untuk tidak makan makanan yang merangsang kambuhnya penyakit ini; terutama pedas, masam, dan yang terlampau berserat (selulosal sena alkohol, kopi maupun teh, ikan bandeng, daging kambing dan jenis makanan yang bersifat panas hendaknya dikurangi, karena dapat mencetuskan timbulnya serangan ambeien. Akan lebih aman dan baik jika berpantang makan makanan tersebut di atas bagi penderita penyakit ambeien walaupun sudah sembuh.
Read More..

Kamis, 24 Juni 2010

Bunga Pagoda - Clerodendrum japonicum

VERBENACEAE - Pagoda Flower (Clerodendrum japo...Image by kaiyanwong223 via Flickr
Bunga Pagoda
(Clerodendrum japonicum [Thunb.] Sweet)

Sinonim :
C. kaempferi (Jacq.) Sleb., C. paniculatum L., Volkameria japonica Thunb.

Familia :
Verbenaceae.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Akar bunga pagoda berkhasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan bengkak, dan menghancurkan darah beku. Daun rasanya manis, asam, agak kelat, sifatnya netral. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah. Bunga rasanya manis, sifatnya hangat, berkhasiat sedatif, dan menghentikan perdarahan (hemostatis).

BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN UNTUK OBAT
Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, dan daun. Untuk penyimpanan, akar harus dikeringkan.

Akar digunakan untuk pengobatan:
-sakit pinggang (lumbago), nyeri pada rematik,
-tuberkulosis paru (TB paru) yang disertai batuk darah,
-wasir berdarah (hemoroid), berak darah (disentri),
-susah tidur (insomnia), dan
-bengkak (memar) akibat terbentur benda keras.

Bunga digunakan untuk pengobatan:
-penambah darah pada penderita anemia,
-keputihan,
-wasir berdarah, dan
-susah tidur (insomnia).

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 30-90 g akar atau bunga. Selain , itu, akar juga dapat dijadikan serbuk, lalu diseduh dan diminum.

Untuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada bisul, koreng, dan memar. Selain itu, daun segar dapat diperas dan air perasannya dioleskan pada luka berdarah.

CONTOH PEMAKAIAN
Wasir berdarah
Masak 60 g akar atau bunga pagoda dengan usus sapi. Setelah dingin, kuahnya diminum dan usus sapinya dapat dimakan.

Susah tidur
Keringkan bunga atau akar pagoda secukupnya, lalu giling untuk dijadikan serbuk. Ambil satu sendok teh serbuk tadi, lalu masukkan ke dalam satu seloki arak manis. Aduk rata, lalu minum sekaligus pada malam hari menjelang tidur.

Bisul, koreng
Cuci daun bunga pagoda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit madu sambil diaduk merata. Bubuhkan ramuan tersebut pada tempat yang sakit, lalu balut. Ganti ramuan ini tiga kali sehari.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bali: senggugu, tumbak raja. NAMA ASING He bao hua (C), pagoda flower (I). NAMA SIMPLISIA Clerodendri japonici Radix (akar bunga pagoda), Clerodendri japonici Flos (bunga pagoda).


sumber : iptek.net.id
Enhanced by Zemanta
Read More..

Sabtu, 02 Januari 2010

Lidah Buaya : Aloe Vera Sebagai Obat

Sudah sejak lama tanaman yang disebut juga Aloe Vera ini telah dipergunakan sebagai obat herbal yang kemanjurannya tidak perlu diragukan lagi.
Bagaimana tidak, selain sebagai obat penyubur rambut, tanaman ini juga dipakai untuk obat luka terbakar atau akibat tersiram air panas.
Dan siapa sangka tanaman ini juga dapat menyembuhkan Wasir, Sembelit, Diabetes, Kencing Darah dan Batuk Rejan. Berikut detail membuatnya.

WASIR

Bahannya :
- 1/2 batang Lidah Buaya
- 1/2 cangkir air masak
- 2 sendok makan Madu

Cara membuatnya :
Cuci Lidah Buaya sampai bersih, hilangkan duri-durinya dan parut. Tambahkan air dan madu, aduk, saring lalu minum 3 kali sehari.

SEMBELIT

Bahannya :
- 1/2 batang Lidah Buaya
- 1/2 cangkir air panas
- 1 sendok makan Madu

Cara membuatnya :
Cuci Lidah Buaya sampai bersih dan buang kulit serta durinya. Kemudian cincang, seduh dan tambahkan Madu. Makan selagi hangat-hangat kuku 2 kali sehari. Lakukan sampai sembuh.

DIABETES

Bahannya :
- 1 batang Lidah Buaya
- 3 gelas air

Cara membuatnya :
cuci Lidah Buaya sampai bersih, buang durinya dan potong-potong seperlunya lalu rebus hingga air tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas sehabis makan.

KENCING DARAH

Bahannya :
- 15 gr daun Lidah Buaya
- 30 gr Gula
- air beras secukupnya

Cara membuatnya :
Cuci Lidah Buaya sampai bersih, buang duri dan kulitnya, dan potong-potong seperlunya. Tambahkan gula dan air beras, lalu peras dengan menggunakan kain yang bersih lalu minum.

BATUK REJAN

Bahannya :
- 15-18 cm Lidah Buaya
- Gula secukupnya
- Air secukupnya

Cara membuatnya :
Setelah dicuci bersih, lalu rebus dan tambahkan gula. Setelah dingin, saring dan minum.
Read More..

Kamis, 17 Desember 2009

Pegagan Mengandung Anti Racun

Jika diperhatikan secara farmakologis, tanaman yang satu ini memiliki sifat anti racun, anti infeksi serta penurun panas. Agaknya inilah yang menyebabkan kenapa nenek moyang telah menggunakan tanaman Pegagan untuk berbagai obat.

CAMPAK

Bahannya :
- 60-120 gr daun Pegagan segar
- 2 gelas air

Cara membuatnya :
Setelah dicuci bersih, rebus hingga air tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum. Lakukan sehari 2 kali sampai penyakit sembuh.

WASIR

Bahannya :
- 2-3 pohon pegagan (akar, batang, daun)
- 2 gelas air

Cara membuatnya :
Setelah dicuci bersih, rebus sampai mendidih. Saring setelah dingin dan minum 2 kali sehari masing-masing segelas. Lakukan sampai penyakit benar-benar sembuh.

PEMBENGKAKAN HATI

Bahannya :
- 250-500 gr daun Pegagan segar
- 1 gelas air

Cara membuatnya :
Setelah dicuci bersih, rebus sampai mendidih. Saring setelah dingin dan minum sehari dua kali selama 7 hari berturut-turut. Dan ramuan diatas untuk sekali minum.

DARAH TINGGI

Bahannya :
- 20 lembar daun Pegagan segar
- 3 gelas air

Cara membuatnya :
Setelah dicuci bersih, rebus hingga air tersisa 2 gelas. Saring setelah dingin dan minum sehari 2 kali, masing-masing 1 gelas.

SUSAH BUANG AIR KECIL

Bahannya :
- 30 gr daun Pegagan segar

Cara membuatnya :
Lumatkan dan tempel di pusar.
Read More..

Minggu, 01 November 2009

Kompri

Kompri
(Symphytum officinale L. Em,)

Sinonim :

Familia :
Boraginaceae

Uraian :
Kompri amat umum di Eropa dan Asia Barat, yang tumbuh di tanah berumpput basah atau pinggir selokan. Di Indonesia kompri biasa ditanam dalam pot atau di kebun sebagai tumbuhan obat. Herba, membentuk rumpun, tinggi 20 - 50 cm. Tumbuhan berbatang sernu. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berambut kasar, panjang 27 - 50 cm, lebar 4,5 - 14 cm, pertulangan menyirip, pelepah tumbuh berseling pada pangkal membentuk roset akar, warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, putih kekuningan. Buah bulat, tiap buah terdiri dari 4 biji. Biji bulat, kecil, keras, dan hitam. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan pemisahan akar.

Nama Lokal :
Kompri, komring (Jawa).; K'ang fu li (China), comfrey, knitbone (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik, pegal linu, diare, tifoid, nyeri ulu hati, kanker payudara,; Radang saluran napas (bronkhitis), luka memar, borok, ; Kencing manis (diabetes melitus), patah tulang (fraktur), ; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik gout, radang usus,; Payudara bengkak karena ASI, gangguan lambung,; Batuk berdahak, radang amandel (tonsilis), darah haid banyak,; Kencing darah, liur berdarah, dan wasir berdarah.;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar.

INDIKASI :
Daun berkhasiat untuk mengatasi:
- rematik, pegal linu,
- diare,
- tifoid,
- nyeri ulu hati, radang saluran napas (bronkitis), kencing manis (DM),
- tekanan darah tinggi, dan
- kanker payudara.

Akar berkhasiat mengatasi:
- luka memar, borok, luka pada paru,
- tulang patah (fraktur),
- rematik gout,
- payudara bengkak karena bendungan ASI,
- radang usus, gangguan lambung,
- batuk berdahak, radang amandel (tonsilitis), radang saluran napas
(bronkitis),
- rasa penuh di dada,
- perdarahan: darah haid banyak, kencing darah, liur berdarah, dan
wasir berdarah.

CARA PEMAKAIAN :
Akar segar sebanyak 20-30 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar yang digiling halus untuk menyembuhkan luka, ekzema, dan memar. Akar yang digiling halus dicampur sedikit kapur untuk menyembuhkan luka bemanah, borok di tungkai, bisul besar, wasir, gangren, rematik gout, dan tumor.


CONTOH PEMAKAIAN :
1. Rematik :
Sebanyak 15 g daun muda segar dicuci lalu dipotong kecil-kecil.
Makan sebagai lalab.

2. Rematik gout :
Akar kompri segar secukupnya dicuci lalu digiling halus. Letakkan
pada bagian tubuh yang sakit.

3. Luka memar, borok, luka pada paru :
Akar kompri segar sebesar 1 ibu jari dipotong-potong lalu direbus
dengan 1 gelas air bersih atau arak. Setelah dingin disaring, lalu
dibagi untuk 2 kali minum, yaitu pagi dan sore sama banyak.

4. Rasa penuh di dada
Akar kompri segar sebanyak 20 g dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore.

5. Tulang patah, luka terpotong, luka baru :
Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada bagian
tulang yang patah atau luka terpotong, lalu dibalut.

6. Payudara bengkak, wasir berdarah :
Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada wasir
yang berdarah atau payudara yang bengkak.

7. Tonsilitis, bronkitis, batuk berdahak :
Akar kompri segar sebanyak 25 g dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring, dibagi 2 sarna banyak. Minum pagi dan
sore hari.

8. Menghentikan perdarahan :
Akar kompri segar sebanyak 20 g digiling halus. Air perasannya
ditambah sedikit anggur, minum.

CATATAN :
- Pemakaian berlebihan menyebabkan keracunan, terutama kerusakan
hati.
- Sebaiknya penggunaan kompri untuk pengobatan dibatasi sampai
penelitian lebih lanjut tentang tumbuhan obat ini selesai dilakukan.
Penelitian terakhir mengungkapkan kalau kompri adalah tumbuhan
yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
- Untuk pemakaian luar, penggunaan daun kompri sebagai obat untuk
penyembuhan luka dan tulang patah tidak bermasalah.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun kompri mengandung symphytine, echimidine, anadoline, al- kaloid pyrrolizidine (PAs), tanin, minyak asiri, allantoin, dan vitamin (B 1, B2, C dan E). Alkaloid pyrrolizidine diketahui merupakan penyebab kerusakan hati yang dinamakan hepatic veno-occlusive disease (HVOD). Sedangkan akarnya mengandung alkaloid pyrrolizidine dengan jumlah yang lebih besar dari daun. Efek Farkologis dan Hasil Penelitian : lnfus daun kompri 20% dengan takaran 25 dan 40 ml/kg bb mempunyai efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan sebanding dengan suspensi klorpropamida 22,5 mg/kg bb. (Amrizal M., Jurusan Farmasi, FMIPA, UNAND, 1988).

Sumber Sentra Informasi Ipteknet
Read More..

Jumat, 01 Mei 2009

Greges Otot

Greges Otot Tanaman Obat Indonesia

(Equisetum debile Roxb.)
Sinonim :

Familia :
Equisetaceae

Uraian :
Tumbuh ditempat terbuka atau sedikit ternaungi, berkumpul pada tanah lembah berpasir dan berbatu-batu yang banyak digenangi air, sepanjang aliran air di pegunungan, tepi sungai, selokan atau di rawa-rawa. Herba ini dapat ditemukan dari 300-2.700 m dpl. Tanaman pakuan yang tumbuh tegak atau tumbuh ke atas diantara tumbuhan lain, tinggi sekitar 1 m. Pangkal kadang merayap, ujung berjuntai, batang agak lemas, berongga dengan diameter 2-10 mm, bergaris-garis, beruas panjang. Cabang-cabang berkarang keluar dari buku-bukunya, selalu hijau dengan akar rimpang yang merayap. Daun keluar di atas buku, tersusun berkarang, kecil, lancip, berbentuk sisik dan merupakan sebuah kelopak tipis. Kantong spora terletak di ujung batang, berupa bulir, panjang 1-2,5 cm bentuknya lonjong dengan ujung yang tajam. Daun spora berbentuk perisai segi enam, bertangkai, di tengah-tengah berangkai dan susunannya berkeliling. Perbanyakan dengan spora.

Nama Lokal :
Bibitungan, tata-ropongan (Sunda), lorogan haji, petungan,; sempol, tepung balung, tikei balung, tropongan (Jawa),; Sodlisoan (Madura). rumput betung, sendep-sendep (Sumatera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, Influenza, demam, diare, radang usus, hepatitis; Kencing atau berak berdarah, bengkak, tulang patah, wasir; Rematik;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba. Tanaman dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya. Jemur untuk disimpan.

KEGUNAAN:
- Radang mata merah (acute conjunctivitis).
- Radang saluran air mata (ductus lacrimalis).
- Menghambat pembentukan selaput pada mata (pterygium).
- Influenza, demam.
- Diare, radang usus. Hepatitis.
- Kencing berdarah (hematuria), berak darah, darah haid banyak.
- Kencing kurang lancar, bengkak (edema).
- Tulang patah, rematik.
- Wasir (hemorrhoid).

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-15 g herba kering, rebus.
Pemakaian luar: Dibuat parem. Digunakan untuk sakit pada persendian, digosokkan pada anak untuk memperkuat anggota gerak dan obat luka.

CARA PEMAKAIAN:
1. Tulang patah:
Bila kedudukan tulang baik, ambil 2 batang herba segar seutuhnya,
dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan air garam secukupnya.
Ramuan ini dipakai untuk menurap bagian yang cedera, lalu dibalut.
Diganti 2 kali sehari.

2. Hepatitis, wasir: 30 g herba,greges otot direbus, minum sebagai teh.

3. Acute conjunctivitis, radang mata:
Greges otot, biji boroco (Celosia argentea L.), bunga chrysant
(Chrysanthemum indicum), kulit sejenis jangkrik (Cryptotympana
atrata = cicada), masing-masing 10 g, rebus. Setelah dingin
disaring, minum.

4. Rematik:
15 g herba kering dan sebutir asam (Tamarindus indica) direbus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, minum pagi dan sore hari, sampai sembuh.

5. Wasir:
30 g herba segar greges otot dicuci bersih lalu digiling halus.
Tempelkan pada wasirnya.

CATATAN : Pemakaian lama, dapat mengganggu fungsi ginjal.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sedikit pahit, netral. Anti radang, peluruh kencing (diuretik), pengobatan radang mata, menghilangkan angin dan panas, astringent, antihemorrhoid, menghentikan perdarahan. KANDUNGAN KIMIA: Asam kersik 5%-10%, asam oksalat, asam malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat, kalium, natrium, thiaminase dan saponin.

sumber: http://www.iptek.net.id
Read More..

Selasa, 21 April 2009

Keji Beling Tanaman Obat Indonesia

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
Sinonim :
Strobilantes crispus, Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek.

Familia :
Acanthaceae

Uraian :
Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m.

Nama Lokal :
Keji Beling (Indonesia), Ngokilo (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;

Pemanfaatan :
1. Tumor
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas,
durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin.

2. Diabetes Mellitus
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang manis-manis.

3. Lever (sakit Kuning)
Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang mengandung lemak.

4. Ambeien (wasir)
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas.

5. Kolesterol tinggi
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang berlemak.

6. Maag
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan pedas atau asam.

7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar.
Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga
daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali
setelah berselang 2 jam.
Komposisi :
Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya.
sumber ipteknet
Read More..

Tumbuhan obat Kembang Sore


(Abutilon indicum (L.) Sweet)

Sinonim :
= Sida indicum, Linn.

Familia :
Malvaceae

Uraian :
Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-400 m dpl. Menyukai tempat terbuka seperti di hutan, semak, tanah kosong yang terlantar, kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias. Perdu tegak berumur panjang, tinggi 0,5-3 rn, pangkalnya kerapkali berkayu dengan ranting yang keluar dari bawah, berambut pendek dan rapat. Daun letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya seperti jantung dengan ujung runcing, tepi bergerigi atau beringgit kasar, tulang daun menjari, panjang 3-11 cm, lebar 2,5-7 cm. Bunga tunggal dengan 5 daun mahkota berwarna kuning, diameter 2-2,5 cm, bertangkai yang panjangnya 2-6 cm, keluar dari ketiak daun dan mekar setelah tengah hari. Buah bentuknya seperti bola tertekan dengan tinggi 1,5 cm, penampang 2,5 cm, terdiri dari 15-20 celah yang berisi 3 buah biji berbentuk ginjal. Herba ini merupakan tanaman yang menghasilkan serat berwarna putih. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Cemplok (Jawa), Barulau, belalang sumpa (Palembang); Jeuleupa (Aceh), Kembang sore kecil (Maluku),; Gandera ma cupa (Ternate);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Wasir, Bisul, Sakit Telinga, TB Paru (Bronkhitis), Kencing batu; Reumatik, Cacing keremi, sakit gigi, gusi bengkak, Demam, Diare; Kaligata, gondongan, Batuk, Sembelit, Kencing nanah;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan, herba setelah dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya, kemudian dijemur sampai kering.

KEGUNAAN:
Daun / seluruh tanaman:
- Pembengkakan saluran telinga yang menyebabkan rasa sakit,
pendengaran menurun atau teiinga berdenging (tinnitus).
- Demam, gondongan (epidemic parotitis).
- TB paru, radang saluran napas (bronchitis).
- Kencing sedikit (oliguria), kencing nanah, kencing batu.
- Radang kandung kencing, radang saluran kencing (urethritis).
- Diare.
- Bisul (furunkeo, kaligata (urticaria).
- Sakit gigi, gusi bengkak.
- Rematik.

Akar:
- Batuk.
- Kencing nanah.
- Diare.
- Radang telinga tengah (otitis media).
- Wasir.
- Demam.

Biji:
- Disentri. Sembelit. Kencing nanah, cystitis kronis. Cacing keremi.
- Bisul.

PEMAKAIAN:
Untuk minum:
Seluruh tanaman: 15-30 g (bahan segar: 30-60 g), rebus.
Akar: 10-15 g, rebus.
Pemakaian luar: Daun dilumatkan sampai halus, untuk bisul dan koreng,

CARA PEMAKAIAN:
1. Wasir:
150 g akar direbus dengan air secukupnya sampai kental. Diminum
100 cc, sisanya diuapkan ke lubang dubur selagi panas.

2. Bisul:
1 buah biji kering digiling menjadi bubuk, lalu diseduh dengan 1
cangkir air panas, hangat-hangat diminum. Daunnya setelah dicuci
bersih dilumatkan dan tambahkan madu secukupnya, tempelkan
pada bisul.

3. Sakit telinga, pendengaran menurun:
60 g herba segar atau 20-30 buah dicuci bersih lalu direbus dengan
daging tanpa lemak. Setelah dingin disaring lalu diminum. Lakukan
setiap hari.

4. Tuberkulose paru (TB paru) yang masih ringan:
30 g akar kembang sore, 30 g akar 1 lex asprelia, 15 g Mahonia
japonica, direbus. Setelah dingin disaring, dibagi dalam 3 bagian
untuk diminum habis dalam satu hari.

5. Kencing batu:
Herba direbus, dipakai untuk merendam tubuh. Untuk tapalnya,
ambil daun secukupnya, setelah dicuci bersih lalu digiling sampai
halus dan dipakai sebagai tapal pada pinggang dan kandung
kemih. Harus sering diganti, karena daunnya berbau busuk.

6. Rematik:
Rebusan herba ini dipakai untuk mandi atau sebagai kompres pada
bagian tubuh yang sakit.

7. Cacing kerami pada anak:
Biji digiling halus lalu digulung seperti rokok kemudian dibakar.
Asapnya ditiupkan kelubang dubur.

8. Sakit gigi, gusi bengkak:
Daun direbus, hangat-hangat dipakai untuk kumur-kumur.

CATATAN :
- Hati-hati bila pemakai sedang hamil.
- Kasingsat (Cassia occidentalis)
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, tawar, netral. Membersihkan panas dan lembab di dalam tubuh (antipiretik), melancarkan peredaran darah, anti radang, peluruh dahak dan peluruh kencing (diuretik). Daun: Manis, kelat, hangat. Akar: Manis, tawar, sejuk. Peluruh kencing, menenangkan organ paru (pulmonary sedative), masuk kedalam meridian ginjal. Biji: Peluruh kencing, laksans, peluruh dahak, aphrodisiak. KANDUNGAN KIMIA: Asam amino, asam organik, zat gula dan flavonoid yang terdiri dari gossypin, gossypitrin dan cyanidin-3-rutinoside. Biji mengandung minyak raffinose (C18 H32 O16).
sumber iptknet
Read More..

Kamis, 09 April 2009

Tumbuhan Obat untuk Solusi Wasir

Oleh Hembing

Wasir atau ambeien atau istilah kedokterannya hemoroid sering dianggap penyakit yang memalukan, sehingga penderita enggan membicarakannya dan kadang segan untuk memeriksakan diri karena timbulnya di tempat yang kurang pantas yaitu di anus. Walaupun bukan termasuk penyakit yang membahayakan jiwa namun gangguan wasir sangat mengganggu.

Wasir merupakan penyakit yang ditandai dengan pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah vena di daerah anus. Bila ada tekanan seperti mengejan ketika sembelit, wasir dan jaringan di sekelilingnya menjadi membengkak dan dapat menonjol keluar dari saluran pelepasan atau anus, biasanya juga disertai dengan keluarnya darah segar.

Ada dua tipe wasir, yaitu wasir dalam (internal hemorrhoid) dan wasir luar (external hemorrhoid). Wasir dalam timbul pada saluran usus yang dilapisi selaput lendir/mukosa, terjadi pembengkakan di dalam anus.

Pada wasir external pembengkakan pembuluh darah vena terjadi di luar, wasir menonjol keluar dari rektum, sehingga terlihat di sekitar anus.
Gejala–gejala adanya penyakit wasir yaitu pertama-tama akan timbul rasa panas, gatal, dan nyeri pada dubur, adanya tonjolan keluar dari rektum pada saat buang air besar, tonjolan akan menjadi lebih besar seiring dengan tekanan abdominal dan harus ditekan ke dalam dengan tangan. Wasir sering juga disertai dengan pendarahan, dalam banyak kasus darah segar keluar bersama feses sewaktu buang air besar. Rasa nyeri dan pendarahan bisa timbul dan hilang. Penderita wasir merasakan ketidaknyamanan terus-menerus.

Penyakit wasir merupakan hasil peningkatan tekanan dalam pembuluh vena di sekitar anus sehingga menghalangi aliran darah di anus. Kondisi tersebut terutama disebabkan karena seringnya sembelit (susah buang air besar). Dengan adanya penekanan feses yang keras pada usus dan disertai dengan pemaksaan pada waktu mengejan akan mengakibatkan pembesaran pada pembuluh darah vena yang berakibat wasir. Selain diakibatkan sembelit, wasir juga disebabkan karena pekerjaan yang menuntut duduk atau berdiri terlalu lama dan tidak berpindah-pindah, sering mengangkat beban terlalu berat, sering mengejan, faktor kegemukan, kurangnya makanan berserat yang mengakibatkan sembelit, hubungan seks melalui anus, infeksi anal atau rektal, dan tekanan pada usus akibat pembesaran rahim pada masa kehamilan.

Upaya pencegahan agar tidak terkena wasir yaitu dengan menerapkan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan berserat dalam jumlah yang cukup seperti sayur dan buah-buahan untuk menghindari terjadinya sembelit, olahraga secara teratur, hindari mengejan, jangan duduk terlalu lama dan pindah-pindahkan posisi duduk. Pada umumnya upaya pengobatan yang diberikan untuk mengatasi wasir tanpa operasi diantaranya yaitu, menghilangkan rasa sakit, mengurangi bengkak, mengatur kebiasaan buang air besar dan melunakkan feses.

Beberapa tanaman obat yang digunakan untuk wasir mempunyai efek merangsang buang air besar (pencahar), melunakkan feses, antiradang, mengecilkan pembengkakan dan melembutkan kulit (emoliens).

Beberapa tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengatasi wasir, antara lain:

1.DAUN UNGU / Handeuleum (Graptophyllum pictum Griff.)
Efek : pencahar ringan (mild laxative), pelembut kulit (emolien)

2.LIDAH BUAYA ( Aloe vera L.)
Efek : Pencahar (laxative), antiradang, melembutkan kulit (emoliens)

3.KUNYIT (Curcuma longa L.)
Efek : antiradang, antibakteri, melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan sumbatan, astringent.

4.DAUN DEWA (Gynura segetum Lour.)
Efek : mengurangi pembengkakan, melancarkan sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit (analgetik)

5.KROKOT (Portulaca oleracea L.)
Efek : Menghilangkan sakit, mengurangi bengkak, melancarkan sirkulasi darah.

6.SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata Pers.)
Efek : Antiradang, mengurangi pembengkakan, menghentikan pendarahan.

7.AKAR TERATAI (Nelumbium nelumbo Druce.)
Efek : Menghentikan pendarahan

8.PEGAGAN (Centella asiatica Urban.)
Efek: Anti-infeksi, menyejukkan

Berikut beberapa contoh resep herba/tanaman obat untuk mengobati wasir :

Pemakaian dalam
Resep 1.
15 lembar daun ungu/handeuleum + 20 gram kunyit + 15 gram pegagan, dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Resep 2.
90 gram daun lidah buaya (dikupas kulitnya dan dipotong-potong) + 15 gram daun dewa, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, tambahkan madu, airnya diminum, daging daun lidah buayanya dimakan.

Resep 3.
Akar teratai dicuci bersih lalu dijuice hingga airnya terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc, lalu diminum. (Untuk wasir berdarah).

Resep 4.
30 gram krokot + 30 gram daun cocor bebek, dicuci, lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, tambahkan madu, airnya diminum 2 kali sehari.

Pemakaian luar :
Daun lidah buaya dikupas kulitnya kemudian dijus. Ambil jus lidah buaya secukupnya, tambahkan bubuk norit dan bubuk gambir secukupnya dengan perbandingan 3 : 1, aduk hingga rata lalu dioleskan pada wasir yang menonjol keluar.

Catatan :
Hindari makanan pedas, daging kambing, goreng-gorengan, durian dan perbanyak makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan..
pilih salah satu resep pemakaian dalam dan lakukan secara teratur
untuk perebusan gunakan periuk tanah atau panci enamel
Sumber : CBN
Read More..

Pegagan (Centella asiatica, (Linn), Urb.)

Pegagan (Centella asiatica, (Linn), Urb.)
Sinonim : = Hydrocotyle asiatica, Linn. = Pasequinus, Rumph.
Familia : Umbelliferae

Uraian :
Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit.

Nama Lokal :
Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, Campak, Demam, Amandel (Tonsilis), Sakit tenggorokan; Bronkhitis, Infeksi dan Batu saluran kencing, Mata merah, Wasir; Keracunan, Muntah darah, Batuk darah, mimisan, Cacingan, Lepra;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman.

KEGUNAAN :
1.Infectious hepatitis, campak (measles).
2.Demam, radang amandel (tonsillitis), sakit tenggorok, bronchitis.
3.Infeksi dan batu sistem saluran kencing.
4.Keracunan Gelsemium elegans, arsenic.
5.Muntah darah, batuk darah, mimisan.
6.Mata merah, wasir.
7.Sakit perut, cacingan, menambah nafsu makan.
8.Lepra.

PEMAKAIAN: 15 - 30 gram pegagan segar, direbus, minum. Atau dilumatkan, peras, minum airnya.

PEMAKAIAN LUAR : Dilumatkan, ditempel ke bagian yang sakit. Dipakai untuk: Gigitan, ular, bisul, luka berdarah, TBC kulit.

CARA PEMAKAIAN :
1. Kencing keruh (akibat infeksi/batu sistem saluran kencing):
30 gram pegagan segar direbus dengan air cucian beras dari bilasan
kedua.

2. Susah kencing: 30 gram pegagan segar dilumatkan, tempel di pusar.

3. Demam:
Segenggam daun pegagan segar ditumbuk, kemudian ditambah
sedikit air dan garam, saring. Diminum pagi-pagi sebelum makan.

4. Darah tinggi:
20 lembar daun pegagan ditambah 3 gelas air, direbus sampai
menjadi 3/4-nya. Sehari diminum 3 x 3/4 gelas.

5. Wasir:
4-5 batang pegagan berikut akar-akarnya direbus dengan 2 gelas air
selama ± 5 menit. Minum rebusan ini selama beberapa hari.

6. Pembengkakan hati (liver) :
240 gram - 600 gram pegagan segar direbus, minum secara rutin.

7. Campak: 60 -120 gram pegagan direbus, minum

8. Bisul :
30 gram - 60 gram pegagan segar direbus, diminum. Pegagan segar
dicuci bersih, dilumatkan ditempelkan ke yang sakit.

9. Mata merah, bengkak :
Pegagan segar dicuci bersih, dilumatkan, diperas, airnya disaring.
Teteskan ke mata yang sakit 3 - 4 kali sehari.

10. Batuk darah, muntah darah, mimisan :
60 - 90 gram pegagan segar direbus, atau diperas, airnya diminum.

11. Batuk kering :
segenggam penuh pegagan segar dilumatkan, peras. Ditambah air
dan gula batu secukupnya. Minum.

12. Lepra :
3/4 genggam pegagan dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air,
sampai menjadi 3/4 -nya. Saring, diminum setelah dingin, sehari 3 x
3/4 gelas.

13. Penambah nafsu makan :
1 genggam daun pegagan segar direbus dengan 2 gelas air sampai
menjadi 1 gelas. Minum sehari 1 gelas.

14. Teh daun pegagan segar berkhasiat :
Pembangkit nafsu makan, menyegarkan badan, menenangkan,
menurunkan panas, batuk kering, mengeluarkan cacing di perut,
mimisan.

15. Lalaban pegagan berkhasiat segar berkhasiat :
Membersihkan darah, terutama pada bisul, tukak berdarah.
Memperbanyak empedu, sehingga memperbaiki gangguan
pencernaan.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai kasiat anti lepra (Morbus Hansen),
sumber iptek.net.id
Read More..

Minggu, 05 April 2009

Kelapa Tanaman berkhasiat obat

Kelapa adalah tanaman yang berkhasiat obat.
Kelapa hijau dipercaya berkhasiat sebagai hemostatik, antipiretik dan diuretik dan laksatif, dan dapat mengatasi berbagai penyakit seperti :

o bronchitis, demam, disentri, hepatitis, (akar) ;
o mencret, sakit perut, (arang tempurung);
o batuk darah, batu ginjal, cacing kremi, keracunan ikan, muntah darah dan pencahar daging buah);
o mencret, sakit perut dan bengkak (buah muda);
o nyeri pinggang, penawar racun, peradangan usus (air kelapa) dan
o perawatan rambut dan bahan pembawa ramuan luka bakar (minyak kelapa)
o obat kena racun makanan, frambusia, TBC (santan dan air buahnya),
o mencret, disentri,cholera, lemah syawat (akarnya),
o borok, demam nifas(bunganya),
o gigi rusak/berlubang, kencing nanah (minyak tempurungnya),
o wasir, adanya pengapuran pada air seni (daging buahnya).

Pengetahuan tradisional ini perlu dibuktikan dengan hasil analisa empirik dan saat ini telah diketahui dengan hasil analisa kandungan nutrisi dari kelapa yang banyak mengandung giziesensial. Daging buah kelapa muda misalnya, kaya akan kalori terutama dari karbohidrat. Protein kelapa, dibandingkan dengan kacang-kacangan, lebih baik dalam hal asam amino isoleusin, leusin, lisin, threonin dan valin.

Adapun analisa nilai nutrisi daging buah kelapa umur 8 bulan adalah kadar air 90,59%, kalori437 kkal/100 g, minyak 26,67%, protein 10,67%, serat kasar 3,98%, totalkarbohidrat 38,45%, pati 13,53%, gula sebagai glukosa 24,92%.


Sementara komposisi asam amino daging buah kelapa adalah isoleusin 2,5 g/16 g N, leusin 4,9 g/16 gN, lisin 2,7 g/16 g N, metionin 1,5 g/16 g N, threosin 2,3 g/16 g N, tripthopan0,6 g/16 g N dan valin 3,8 g/16 g. Mineral utama yang terdapat pada daging buah kelapa adalah Fe (17 ppm), S (4,4 ppm), Cu (3,2), P (2.4 ppm). Kandungan vitamin pada buah meliputi vitamin C (10 ppm), vitamin B(15 IU), dan vitamin E (2 ppm).

Minyak kelapa sangat mudah dicerna dan diabsorbsi tubuh karena mengandung trigliserida yang tersusun dari lemak rantai sedang (C6-C12). Komposisi asam lemak dalam minyak kelapa adalah C8 5-%, C10 6 - 10% dan C12 44 - 45% (total 55-65% asamlemak rantai sedang). Trigliserida asam lemak rantai sedang dapat digunakan untuk mengatasi hiperlipidemia dan kegemukan serta dapat digunakan dalam ransum untuk pasien pasca bedah dan bayi premature.

Daging buah kelapa juga mengandung 0,2 mg vitamin E (sebagai tokoferol), namun proses produksi minyak secara konvensional yang biasanya mengaplikasikan panas dan tekanan, mengurangi kandungan tokoferol dalam hasil akhir. Kandungan vitamin E optimum dapat diperoleh melalui perbaikan proses, yaitu dengan proses sentrifugasi santan dan produk yang dihasilkan dikenal dengan nama virgin oil. Virgin oil mempunyai aroma kelapa segar. Saat ini Virgin oil yang lebih dikenal dengan VCO (VirginCoconut Oil) diyakini manfaatnya untuk mengatasi penyakit kanker bahkan dianggap lebih ampuh dibandingkan dengan buah merah (Pandanus conoideus).

Air kelapa muda (7 - 8 bulan) mengandung protein 0,13 g, minyak 0,12 g, karbohidrat 4,11g, mineral Ca 20 mg, Fe 0,5 mg, vitamin asam askorbat 2,2 - 3,7 mg dan air95,01/ 100 g.

Dari berbagai sumber, http://www.tanaman-obat.com/
Read More..

Senin, 23 Maret 2009

Tempuyung Tanaman Obat Indonesia

Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)
Sinonim :

Familia :
Asteraccae (Compositac)

Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,; Radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang (tuli), memar.;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun atau seluruh tumbuhan.

INDIKASI :
Tempuyung dapat mengatasi:
- batu saluran kencing dan batu empedu,
- radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis),
- disentri,
- wasir,
- beser mani (spermatorea),
- darah tinggi (hipertensi),
- pendengaran berkurang (tuli),
- rematik gout, memar, dan
- bisul, luka bakar.

CARA PEMAKAIAN :
Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Radang payudara
Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas
air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.

2. Bisul
Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu
ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul.

3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu
Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan
sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali
sehari.

4. Kencing batu
a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc
air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi
untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari
sampai sembuh.

b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi
tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5
lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3
gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring. Air
yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.

c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus)
segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula
enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring,
lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.

5. Pendengaran berkurang (tuli)
Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak.
Giling sampai halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya
diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari.

CATATAN :
Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh mengandung tumbuhan obat ini.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin. KANDUNGAN KIMIA : Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi UGM, 1991).
sumber : iptek.net.id
Read More..

Jumat, 02 Januari 2009

Lidah Buaya (Aloe Vera Linn.)

(Aloe Vera Linn.)
Sinonim :
Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.

Familia :
Liliaceae

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Shampo, minuman, Obat cacing, Luka bakar, Bisul, Luka bernanah; Amandel, Sakit mata, Keseleo, Kosmetik, Jerawat;

Uraian :
Tumbuhan obat ini Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan berat 0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.

Nama Lokal :
Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar,

KEGUNAAN:
1. Sakit kepala, pusing.
2. Sembelit (Constipation).
3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).
4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah.
5. Kencing manis (DM), wasir.
6. Peluruh. haid.
7. Penyubur rambut.

PEMAKAIAN:
Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram.
Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal.

PEMAKAIAN LUAR:
Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai pilis), caries dentis (gigi berlubang), penyubur rambut.
a. Penyubur rambut:
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam
yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah
mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya
rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai
hasil yang memuaskan.

b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):
Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian
tubuh yang terkena api/air panas.

c. Bisul:
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Kencing manis (DM):

1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat durinya, dipotong-potong
seperlunya direbus dengan 3 galas air sampai menjadi 1 1/2 galas
Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis makan.

2. Batuk rejan:
Daun sekitar 15 - 18 cm, direbus kemudian ditambah gula, minum.

3. Syphilis: Bunga ditambah daging: Direbus, minum.

4. Cacingan, susah buang air kecil:
15 - 30 gram akar kering lidah buaya direbus, minum.

5. Luka terpukul, luka dalam (muntah jarah):
10 - 15 gram bunga kering lidah buaya direbus, minum atau bunga
ditim dengan arak putih, untuk pemakaian luar.

6. Kencing darah:
15 gram daun lidah buaya diperas, ditambah 30 gram gula, ditambah
air beras secukupnya, minum.

7. Wasir:
1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan duri-durinya, cuci bersih
lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok
makan madu, aduk, saring. Minum sehari 3 kali.

8. Sembelit:
1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya,
isinya dicincang, lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan
tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat dimakan, sehari
2 kali.

PERHATIAN :
Dilarang pakai untuk wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin.

Sumber IPTEK.net.id
Read More..

Selasa, 09 Desember 2008

Sidaguri

Sidaguri
(Sida rhombifolia L.)
Sinonim :
S. alnifolia Lour., S. phillippica DC., S. retusa L., S. semicrenata Link., S. spinosa L.

Familia :
Malvaceae

Uraian :
Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai 1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip, bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1--1,5 cm. Bunga tunggal berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah dengan 8--10 kendaga, diameter 6--7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: guri, sidaguri, saliguri. Jawa: sadagori, sidaguri, otok-otok, taghuri, sidagori. Nusa Tenggara: kahindu, dikira. Maluku: hutu gamo, bitumu, digo, sosapu. NAMA ASING Huang hua mu (C), walis-walisan (Ph), sida hemp, yellow barleria (I). NAMA SIMPLISIA Sidae rhombifoliae Herba (herba sidaguri), Sidae rhombifoliae radix (akar sidaguri).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba sidaguri rasanya manis, pedas, sifatnya sejuk, masuk meridian jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan usus kecil. Sidaguri berkhasiat antiradang, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, dan pelembut kulit. Akar rasanya manis, tawar, sifatnya sejuk. Merangsang enzim pencernaan, mempercepat pematangan bisul, antiradang, dan abortivum.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Seluruh tumbuhan di atas tanah (herba) dan akar dapat digunakan sebagai obat. Bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan.

Herba digunakan untuk mengatasi:
Influenza, demam, radang amandel (tonsilitis), difteri,
TBC kelenjar (scrofuloderma),
radang usus (enteritis), disentri,
sakit kuning (jaundice),
malaria,
batu saluran kencing,
sakit lambung,
wasir berdarah, muntah darah,
terlambat haid, dan
cacingan.

Akar digunakan untuk mengatasi:
influenza, sesak napas (asma bronkhiale),
disentri,
sakit kuning,
rematik gout,
sakit gigi, sariawan,
digigit serangga berbisa,
kurang nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit),
terlambat haid, dan
bisul yang tak kunjung sembuh.

Bunga digunakan untuk obat luar pada:
gigitan serangga.

CARA PEMAKAIAN
Rebus herba kering (15--30 g) atau herba segar (30--60 g), lalu minum airnya. Jika menggunakan akar, dosisnya 10-15 g, atau menggunakan takaran besar sebanyak 30--60 g, rebus, Ialu minum airnya.

Untuk pemakaian luar, tempelkan herba segar atau akar yang telah digiling halus ke bagian tubuh yang sakit, seperti bisul, koreng, TBC kelenjar, gigitan ular. Selain itu, bisa juga direbus, gunakan airnya untuk mencuci ekzema pada kantung buah zakar atau untuk mandi pada cacar air.

CONTOH PEMAKAIAN
Rematik
Rebus herba sidaguri kering (30 g) dengan tiga getas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan,minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Cuci akar sidaguri kering (30 g), lalu iris tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Bisul kronis
Untuk obat yang diminum, iris tipis batang dan akar sidaguri kering (60 g). Tambahkan gula merah (30 g) dan air matang secukupnya sampai simplisia terendam seluruhnya, lalu tim. Setelah dingin, minum airnya sekaligus.

Untuk obat luar, cuci lima jari akar sidaguri, lalu tumbuk halus. Tambahkan air garam secukupnya sambil diremas. Gunakan ramuan ini untuk menurap bisul, lalu balut. Lakukan dua kali sehari.

Ekzema
Cuci herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air masak sampai terendam seturuhnya dan tim. Setelah dingin, minum airnya.

Kulit gatal, kurap pada kepala
Cuci daun sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan minyak kelapa, lalu aduk sampai merata. Oleskan pada kulit yang gatal atau kurap. Ulang sehari tiga kali, sampai sembuh.

TBC kelenjar
Untuk obat yang diminum, cud herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan daging (60 g), lalu tim. Setelah dingin, minum airnya dan dagingnya dimakan. Untuk obat luar, giling daun segar sampai halus, lalu tempelkan pada kelenjar limfe yang membesar.

Terlambat haid
Cuci akar sidaguri (30 g), lalu cincang halus. Tambahkan daging (30 g), lalu rebus. Setelah dingin, minum airnya dan makan dagingnya. Lakukan selama beberapa hari.

Cacing keremi
Cuci daun sidaguri segar (setengah genggam), lalu giling sampai halus. Tambahkan tiga perempat cangkir air matang dan sedikit garam, lalu peras dengan kain. Minum air saringannya sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Sesak napas (asma)
Potong tipis akar sidaguri (60 g), tambahkan gula pasir (30 g), lalu rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Perut mulas
Kunyah akar sidaguri dan jahe secukupnya, lalu telan airnya. .

Sakit gigi
Kunyah akar sidaguri secukupnya dengan gigi yang sakit.

Luka berdarah
Cuci akar sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka yang berdarah, lalu balut.

Catatan
Perempuan hamil dilarang menggunakan tumbuhan obat ini.

Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Banyak mengandung zat phlegmatik yang digunakan sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan pelumas (lubricant). Batang mengandung kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.

sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=253
Catatan : menurut pengalaman herbalis, tanaman Sidaguri juga dapat menyembuhkan penyakit asam urat
Read More..

Minggu, 16 November 2008

Tanaman Obat Tapak Kuda ( Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet )



Sinonim :
= lpomoea biloba, Forsk.
= I.brasiliensis, (Linn.), Sweet.
= Convolvulus brasiliensis, Linn.
= C.pes-caprae, Linn.

Familia :
Convolvulaceae

Tanaman obat Tapak Kuda tumbuh liar di daerah pantai atau di tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu dan mengandung pasir. Tumbuhan berbatang basah, licin, merambat atau merayap di tanah, warna batang hijau kecoklatan. Daun tunggal, bulat, tebal, licin mengkilat tidak berambut, berbagi di kedua ujung daun, warna hijau, letak tersebar panjang dan lebar daun + 3 cm, tangkai daun panjang sekitar 2 - 3 cm, bila dipatahkan keluar getah warna putih. Bunga warna ungu, bentuk seperti corong/terompet.

Nama Lokal :
Katang-katang, tang katang, daun katang, alere, leleri, ; dalere, batata pantai, tapak kuda, andah arana, daredei; watata-ruruan, dolodoi, tilalade, mari-mari, wedor, tati raui,; ngemir ngamir, loloro, bulalingo, Ialere, wedule; Ma an teng (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Sakit otot/pegal-pegal (myalgia), Wasir, Sakit gigi; Pembengkakan gusi;

KEGUNAAN:
1. Rheumatik/nyeri persendian, myalgia (sakit otot/pegal-pegal).
2. Perdarahan pada wasir (haemorrhoid), pembengkakan gusi, sakit gigi.

PEMAKAIAN: 30 - 60 gr daun segar atau 15 - 30 gr kering, rebus.

PEMAKAIAN LUAR:
Lumatkan daun segar untuk pemakaian di tempat yang sakit, atau daun segar direbus untuk cuci, atau perasan airnya dari daun segar untuk dioleskan ke tempat yang sakit atau akar dikeringkan, giling menjadi bubuk/serbuk, tempelkan ke tempat yang sakit. Dipakai untuk bisul, koreng, eczema.

CARA PEMAKAIAN:
1. Rheumatik:
Herba segar 45 gr ditambah arak ketan dan air sama banyak, rebus,
minum.

2. Bisul dan koreng: 30 - 60 gr herba segar ditambah gula merah, rebus.
3. Wasir berdarah: 30 gr herba segar ditambah 360 gr usus, tim, makan.
4. Sakit gigi: 45 gr akar kering, direbus, minum.
5. Eczema: Akar segar 30 gr, rebus, minum.

PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
sumber : Iptek.net

Read More..

Senin, 03 November 2008

Ajeran


(Bidens pilosa L.)


Sinonim :
Bidens sundaica Blume (1826), Bidens leucorrhiza (Lour.) DC. (1836), Bidens pilosa L. var. minor (Blume) Sherff (1925).

Familia :
Asteraceae (Compositae).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik.

KEGUNAAN
1. Demam.
2. Pencernaan tidak baik.
3. Rematik (nyeri persendian).
4. Selesma.
5.Usus buntu.
6.Wasir.

RAMUAN DAN TAKARAN

Selesma dan Demam
Ramuan:
Herba Ajeran (3 gram)
Babakan Pule (200 mg)
Daun Sembung (3 gram)
Daun Poko (2 gram)
Air (130 ml)

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang sampai sembuh.

Usus Buntu
Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter belum dapat ditemui, ramuan ini dapat digunakan.

Ramuan:
Herba Ajeran (5 gram)
Air (120 ml)

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau pil.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, atau 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan:
Diulang selama 20 hari.

Komposisi :
Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak.


Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di halaman, sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan yang berada di atas tanah (herba).

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: ajeran, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa). NAMA ASING: Black jack (En). Sornet (Fr). Malaysia: kancing baju, pau-pau pasir, keroten. Papua New Guinea: ivu na mag (Gunantuna, New Britain), rakot (Kurtatchi, Bougainville). Philippines: dadayem (Ibanag), burburtak (Ilocano), pisau-pisau (Bisaya). Thailand: puen noksai, kee nok sai, yaa koncham khaao. Vietnam: d[ow]n bu [oos] t, t [uwr] t [oo] hoang, q [ur]y tr [aa] m th [ar] o. NAMA SIMPLISIA Bidentitis pilosae Herba; Herba Ajeran.

Sumber : http://www.ipteknet.id/
Read More..