Tampilkan postingan dengan label Disentri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Disentri. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 September 2010

Tanaman Obat Untuk Yang Susah Punya Anak dan Sering Keguguran

Tanaman itu adalah Baru cina(Artemisia vulgaris Linn.), atau Daun manis, atau brobos krebo; Beunghar kucicing, jukut lokot mala, suket gajahan (jawa); Kolo, goro-goro cina (Maluku), Daun Sudamala, cam cao; Ai ye (China)

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit haid, Keguguran, Disentri, Keputihan, Susah punya anak; Muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah persalinan;

Khasiat Tanaman Obat :
1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi
(Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.
2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin
berlebihan.
3. Dysentery, keputihan.
4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.
5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus
(rectal haemorrhgia).

PEMAKAIAN:
10 - 30 gram rebus, minum. Herba ini sudah dibuat tablet,
suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).

PEMAKAIAN LUAR:
Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul. Dipakai sebagai moxa, dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur.
Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.

CARA PEMAKAIAN:
1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:
4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas.
Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.

2. Lemah syahwat:
15 - 45 gram biji digiling halus, makan.

3. Ayan (Epilepsi):
1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula
enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas. Sehari 2 x 1 gelas.

4. Sakit tenggorok:
Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.

5. Disentri:
Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.

A.rtemisia argyi Levl et Vant:
Mempunyai khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar payudara. juga dipakai untuk pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi, dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.

EFEK SAMPING:
30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung (yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Rasa pahit, pedas, hangat. Menghilangkan rasa dingin, menghilangkan sakit, menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Minyak menguap (Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi alkohol, dan ridentin.

Sumber Sentra Informasi Iptek, http://www.iptek.net.id
Read More..

Kamis, 25 Maret 2010

Ragam Kegunaan Pohon Teratai


Tanaman yang tumbuh subur ditengah-tengah danau atau hamparan air ini memang terlihat teramat indah. Bahkan ada yang menyebutnya bunga dewi-dewi. Berikut beberapa khasiat dari Teratai.

BATUK DARAH DAN MUNTAH DARAH

Bahannya :

- Rimpang Teratai secukupnya.

Cara membuatnya :

Cuci bersih bahan diatas lalu juice hingga terkumpul menjadi 1 gelas ukuran 200 cc. Minum ramuan tersebut sehari sekali selama 3-5 hari berturut-turut.

DARAH TINGGI

Bahannya :

- 10 gr biji Teratai

- 15 gr tunas biji Teratai

- 350 cc air

Cara membuatnya :

Rebus ramuan tersebut diatas hingga air tersisa 200 cc. Minum setiap hari. Lakukan sampai benar-benar sembuh.

DISENTRI

Bahannya :

- 50 gr rimpang Teratai

- 10 gr jahe

- 1 sendok makan madu

- 100 cc air masak

Cara membuatnya :

Setelah dicuci bersih, juice bahan tersebut diatas dan tambahkan air dan panaskan sampai mendidih. Setelah dingin, saring, dan tambahkan madu serta aduk sampai rata. Minum sehari sekali sampai penyakit benar-benar sembuh.

LEVER

Bahannya :

- 100 gr rimpang Teratai

- 50 gr rimpang segar alang-alang

- 500 cc air

Cara membuatnya :
Cuci semua bahan, kemudian potong-potong secukupnya, kemudian rebus hingga air tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum ramuan itu 2 kali sehari, masing-masing 125 cc. Lakukan sampai penyakit benar-benar sembuh.
Read More..

Minggu, 10 Mei 2009

Gendola Tanaman Obat Indonesia


Gendola
(Basella rubra Linn.)

Sinonim :
Basella alba, Linn. Basella cordifolia, Lamk.

Familia :
Basellaceae

Uraian :
Gendola dapat ditemukan tumbuh liar, kadang ditanam untuk dirambatkan pada pagar, atau pergola sebagai tanaman hias. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-500 m dpl. Terna, melilit kekiri, tumbuh merayap atau memanjat, panjang sampai 6 m. Batangnya yang panjang ini tidak berkayu dan sangat lemah, bentuknya bulat, lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggak atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah, akan mengeluarkan akar. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bentuk daun bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata kadang berombak, panjang 2-17 cm, lebar 1-13 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir, panjang 3-21 cm, mahkota putih dengan ujung ungu. Buahnya buah buni, bulat, diameter 4-7 mm, masih muda hijau, setelah masak warnanya menjadi ungu. Bijinya satu, bulat, keras, warnanya merah keputihan. Ada dua warna gendola, putih dan merah. Perbedaanya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah, memiliki batang dan tulang daun yang berwarna merah. Daunnya dapat disayur, sedang buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.

Nama Lokal :
Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura); Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses, Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.

KEGUNAAN:
Seluruh tanaman:
- Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah.
- Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit
(anyang-anyangan).
- Influenza.
- Sembelit.
- Borok, bisul dan abses.

Bunga: - Campak (measles), cacar air (varicella).
- Puting susu pecah-pecah.
Akar : - Pegal linu, rematik.
Buah : - Radang selaput mata (conjungtivitis).

PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau
30 g akar, direbus.

CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus, buntu:
Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih,
potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai
bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat
dan dinginkan, Ialu diminum.

2. Influenza:
15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam
dan diaduk sampai larut. Minum.

3. Sembelit: Daun segar dimasak, makan.

4. Kencing sedikit :
70 gram daun segar dicuci bersih, rebus dengan air secukupnya.
Setelah dingin diminum seperti air teh.

5. Berak darah:
25 gram tanaman gendola, 35 gram kapulaga dan seekor ayam
betina tua yang telah dibuang kepala, kaki dan jeroannya, dimasak
dengan air secukupnya.

6. Dada terasa panas dan sesak:
70 gram gendola segar direbus dengan air secukupnya sampai
kental. Campur dengan arak, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Hilangkan panas dalam, hilangkan racun dan mengeluarkan organisme penyebab sakit dari darah. KANDUNGANKIMIA: Daun: Glucan c, carotene, organic acid, dan mucopolysacharida seperti L-arabinose, D-galactose, L-rhamnose dan aldonic acid. Juga mengandung saponin, vitamin A, B dan C.
sumber ipteknet
Read More..

Rabu, 22 April 2009

Bunga Matahari Tanaman obat Indonesia


(Helianthus annuus Linn.)

Sinonim :

Familia :
Compositae

Uraian :
Herba anual (umumya pendek, kurang dari setahun), tegak, berbulu, tinggi 1 - 3 m, Ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah, daun tunggal berbentuk jantung, bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi cawan, berwarna kuning, dan di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung, warnanya coklat.

Nama Lokal :
bungngong matahuroi, bungka matahari, purbanegara; Bunga panca matoari, bunga teleng matoari, Sungeng; kembang sarengenge, kembhang mataare, bungga ledomata; kembang sangenge, kembhang tampong are; Xiang ri kui (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit kepala, Sakit gigi, nyeri menstruasi, reumatik; Nyeri lambung, radang payudara, Sulit melahirkan, Disentri, Campak; Infeksi saluran kencing, Bronkhitis, Batuk, Keputihan, Malaria;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan: dikeringkan.

KEGUNAAN:
Bunga: Tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala,
pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi (dysmenorrhoe), nyeri
lambung (gastric pain), radang payudara (mastitis), rheumatik
(arthritis), sulit melahirkan.
Biji: Tidak nafsu makan, lesu, disenteri berdarah, merangsang
pengeluaran rash (kemerahan) pada campak, sakit kepala.
Akar: Infeksi saluran kencing, radang saluran nafas (bronchitis), batuk
rejan (pertussis), keputihan (leucorrhoe).
Daun: Malaria.

Sumsum dari batang dan dasar bunga (reseptaculum):
Kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole. Juga untuk
nyeri lambung, buang air kemih sukar dan nyeri (dysuria), nyeri buang
air kemih pada batu saluran kencing, air kemih berdarah (hematuria)
dan ari kemih berlemak (chyluria).

PEMAKAIAN:
Bunga: 30 - 90 gr.
Dasar bunga (Receptaculum): 30 - 90 gr.
Sumsum dari batang: 15 - 30 gr. rebus.
Akar : 15 - 30 gr.

PEMAKAIAN LUAR: Terbakar, tersiram air panas, rheumatik.

CARA PEMAKAIAN:
Bunga (Flower head) :
1. Sakit kepala:
25 - 30 gr bunga + 1 butir telur ayam (Tidak dipecahkan) + 3 gelas
air, direbus menjadi 1/2 gelas. Diminum sesudah makan, 2 x sehari.

2. Radang payudara (Mastitis):
Kepala bunga (tanpa biji), dipotong halus-halus, kemudian dijemur.
Setelah kering digongseng/sangrai sampai hangus, kemudian
digiling menjadi serbuk/tepung. Setiap kali minum 10-15 gr,
dicampur arak putih + gula + air hangat. 3 kali sehari, minum
pertama kali harus keluar keringat. (Tidur pakai selimut).

3. Rheumatik:
Kepala bunga digodok sampai menjadi kanji, ditempelkan ke tempat
yang sakit.

4. Disentri :
30 gr biji diseduh, kemudian ditim selama 1 jam. Setelah diangkat,
ditambahkan gula batu secukupnya, minum.

Akar :
1. Kesulitan buang air besar dan kecil:
15 - 30 gr akan segar direbus, minum.

2. Infeksi saluran kencing:
30 gr akar segar direbus. (jangan lama-lama, sewaktu baru mendidih,
diangkat), minum.

CATATAN : Sumsum dari batang dan dasar bunga berisi hemicellulose, yang menghambat sarcoma 180 dan ehrlich ascitic carcinoma pada tikus. Ekstrak dari sumsum dapat menghancurkan nitrosamine dan dapat untuk pencegahan dan pengobatan tumor saluran cerna (Tractus digestivus).

PERHATIAN : Wanita hamil dilarang minum rebusan bunga !
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa lembut, netral. Bunga: Menurunkan tekanan darah, mengurangi rasa nyeri (analgetik). Biji : Anti dysentery, merangsang pengeluaran cairan tubuh (hormon, enzym, dll.), merangsang pengeluaran campak (measles). Daun: Anti radang, mengurangi rasa nyeri, anti malaria. Akar: Anti radang, peluruh air seni, pereda batuk, menghilangkan nyeri. Sumsum dari batang dan dasar bunga: Merangsang energi vital, menenangkan liver, merangsang pengeluaran air kemih, menghilangkan rasa nyeri pada waktu buang air kemih. KANDUNGAN KIMIA: Bunga : Quercimeritrin, helianthoside A,B,C , oleanolic acid, echinocystic acid. Biji : Beta-sitosterol, prostaglandin E, chlorogenic acid, quinic acid, phytin, 3,4-benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji bunga matahari: Lemak total: 100, lemak jenuh: 9,8: lemak tidak jenuh: Oleat 11.7 dan linoleat 72.9, cholesterol: -.
sumber ipteknet
Read More..

Rabu, 01 April 2009

Pinang Tanaman Obat Indonesia


Pinang
(Areca catechu L.)
Sinonim :
= A. hortensis, Lour.

Familia :

Arecaceae

Uraian :
Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedang buahnya merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Pelepah daun yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dsbnya. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung, pinang,; Batang mayang, b. bongkah, b. pinang, pining, boni (Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongon.(Sul.); Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua, winu,;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cacingan, Perut kembung, Luka, Batuk berdahak, Diare, Kudis; Koreng, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, difteri; Tidak nafsu makan, Sembelit, Sakit pinggang, gigi dan gusi,;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, daun, sabut.

KEGUNAAN:
Biji (Binglang):
- Cacingan: taeniasis, fasciolopsiasis.
- Perut kembung akibat gangguan pencernaan.
- Bengkak karena retensi cairan (edema).
- Rasa penuh di dada.
- Luka.
- Batuk berdahak.
- Diare.
- Terlambat haid, Keputihan.
- Beri-beri, edema. Malaria.
- Memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma.

Daun:
- Tidak napsu makan.
- Sakit pinggang (lumbago).

Sabut:
- Gangguan pencernaan (dyspepsia).
- Sembelit.
- Edema dan beri-beri.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 5-10 g biji kering atau 5-10 g sabut, rebus.
Pemakaian luar : Biji secukupnya direbus, airnya untuk mencuci luka dan infeksi kulit lainnya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Cacingan:
30 g serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas air, didihkan
perlahan-lahan seiama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum
sekaligus sebelum makan pagi.

2. Luka:

Biji ditumbuk halus, untuk dipakai pada luka.

3. Kudis:
Biji pinang digiling halus, tambahkan sedikit air kapur sirih sampai
menjadi adonan seperti bubur. Dipakai untuk memoles bagian tubuh
yang kudis.

4. Koreng:
Pinang, gambir, kapur sirih masing-masing sebesar telur cecak,
tembakau sebesar ibu jari dan 1 lembar daun sirih segar.
Bahan-bahan tersebut dicampur ialu digiling halus. Lumurkan pada
koreng yang telah dibersihkan.

5. Disentri:
Buah pinang yang warnanya kuning muda dicuci lalu direndam dalam
1 gelas air selama beberapa jam. Minum air rendaman pinang.

6. Membersihkan dan memperkuat gigi dan gusi:
Biji pinang diiris tipis-tipis. Kunyah setiap hari selama beberapa
menit, lalu ampasnya dibuang.

7. Sakit pinggang:
Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus. Tambahkan
minyak kelapa secukupnya, panaskan sebentar di atas api. Hangat-
hangat dipakai untuk mengompres bagian pinggang yang sakit.

8. Difteri:
1 butir biji pinang kering digiling halus, seduh dengan 3/4 cangkir
air panas dan 1 sendok makan madu. Setelah dingin dipakai untuk
kumur-kumur di tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang.
Lakukan 3 kali sehari.

Efek samping:
Senyawa alkaloid yang dikandung pada buah cukup berbahaya untuk sistem syarat. Yang umum terjadi adalah mual dan muntah (20-30%), sakit perut, pening dan nervous. Untuk mengurangi kejadian muntah, minumlah rebusan obat setelah dingin. Efek samping yang jarang terjadi adalah luka pada lambung yang disertai muntah darah.
Tanda-tanda kelebihan dosis: Banyak keluar air liur (qalivation), muntah, mengantuk dan seizure.
Pengobalan: Cuci lambung dengan larutan potassium permanganate dan injeksi atropine. Untuk mengurangi efek racunnya, pemakaian biji pinang sebaiknya yang telah dikeringkan, atau lebih baik lagi bila biji pinang kering direbus dahulu sebelum diminum. Kebiasaan mengunyah biji pinang, dapat meningkatkan kejadian kanker-mukosa pipi (buccal cancer).

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Pahit, pedas, hangat. Obat cacing (anthelmintic), peluruh kentut (antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), pencahar (laksan). Daun: Penambah napsu makan. Sabut: Hangat, pahit. Melancarkan sirkulasi tenaga, peluruh kencing, pencahar. KANDUNGAN KIMIA: Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses. Arekolin: Obat cacing dan berkhasiat sebagai penenang.
sumber : iptek.net.id
Read More..

Senin, 30 Maret 2009

Tanaman Obat Indonesia Cabe Jawa

Cabe Jawa
(Piper retrofractum Vahl.)
Sinonim :
= P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq.

Familia :
Piperaceae

Uraian :
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Nama Lokal :
Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, kejang perut.;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati,
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.

Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,
- membersihkan rahim setelah melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.

Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi.

CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang
3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.

2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun
kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula
enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan
air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan
madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.

5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu
ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat
disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.

6. Kejang perut :
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu
diminum sekaligus

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari
ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.

8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan
1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi
hangat.

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

sumber ipteknet
Read More..

Jumat, 27 Maret 2009

Tumbuhan Obat Daun Sendok


Daun Sendok
(Plantago mayor L.)
Sinonim :
= P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.

Familia :
Planfaginaccae

Uraian :
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin.

INDIKASI:
Herba berkhasiat mengatasi:
- gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing,
kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal
(nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
- batu empedu, batu ginjal,
- radang prostat (prostatitis),
- influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas
(bronkitis),
- diare, disentri, nyeri lambung,
- radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang
kabur,
- kencing manis (DM),
- hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
- cacingan, gigitan serangga, dan
- perdarahan seperti mimisan, batuk darah.

Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- keputihan (leukore) dan
- nyeri otot.

Biji berkhasiat untuk mengatasi:
- gangguan pencernaan pada anak (dispepsia),
- perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),
- kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian
bawah,
- diare, disentri,
- cacingan,
- penglihatan kabur,
- mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati,
- batuk disertai banyak dahak,
- beri-beri, darah tinggi (hipertensi),
- sakit kuning (jaundice), dan
- rematik gout.

CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Melancarkan kencing
a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula
batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air,
sampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh
habiskan dalam sehari.

b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1
sendok makan, lalu diminum sekaligus.

2. Kencing berdarah :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan

3. Disentri panas :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan
saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan
sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar.
Minum sekaligus selagi hangat.

4. Disentri basiler, diare :
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu
direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas
Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing
1/2 gelas.

5. Mimisan :
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu
diminum sekaligus.

6. Batuk sesak, batuk darah :
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air
bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih
selama 15 menit. Minum selagi hangat.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 - 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992).

sumber : Iptek.net.id
Read More..

Senin, 23 Maret 2009

Tempuyung Tanaman Obat Indonesia

Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)
Sinonim :

Familia :
Asteraccae (Compositac)

Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,; Radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang (tuli), memar.;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun atau seluruh tumbuhan.

INDIKASI :
Tempuyung dapat mengatasi:
- batu saluran kencing dan batu empedu,
- radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis),
- disentri,
- wasir,
- beser mani (spermatorea),
- darah tinggi (hipertensi),
- pendengaran berkurang (tuli),
- rematik gout, memar, dan
- bisul, luka bakar.

CARA PEMAKAIAN :
Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Radang payudara
Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas
air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.

2. Bisul
Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu
ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul.

3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu
Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan
sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali
sehari.

4. Kencing batu
a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc
air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi
untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari
sampai sembuh.

b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi
tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5
lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3
gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring. Air
yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.

c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus)
segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula
enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring,
lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.

5. Pendengaran berkurang (tuli)
Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak.
Giling sampai halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya
diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari.

CATATAN :
Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh mengandung tumbuhan obat ini.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin. KANDUNGAN KIMIA : Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi UGM, 1991).
sumber : iptek.net.id
Read More..

Senin, 16 Maret 2009

Tanaman Obat Sambang Darah

(Excoecaria cochinchinensis Lour.)
Sinonim :
Excoecaria bicolor Hassk,

Familia :
Euphorbiaceae


Uraian :
Umumnya, sambang darah di tanam di pekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, di taman-taman sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di hutan dan di ladang pada tempat yang terbuka atau sedikit terlindung. Tanaman yang berasal dari Indocina ini tidak menyukai tanah yang tergenang air. Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 0,5--1,5 m, percabangan banyak, getahnya berwarna putih dan berracun. Daun tunggal, bertangkai, helaian daun bentuknya jorong sampai lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah, panjang 4--15 cm, lebar 1,5--4,5 cm, warna daun pada permukaan atas hijau tua, dan permukaan bawah merah gelap. Daun muda warnanya lebih mengilap. Bunga keluar dari ujung percabangan, bentuknya kecilkecil, warnanya kuning, tersusun dalam rangkaian berupa tandan, bunga jantan lebih banyak daripada bunga betina. Buah tiga keping, bundar, dengan diameter sekitar 1 cm. Mudah diperbanyak dengan setek batang atau cangkokan.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Daun remek daging, ki sambang. NAMA ASING Ji wei mu (C). NAMA SIMPLISIA Excoecariae cochinchinensis Folium (daun sambang darah), Excoecariae cochinchinensis Radix (akar sambang darah), Excoecariae cochinchinensis Caulis (ranting sambang darah).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat, berracun. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (parasitisid), menghilangkan gatal (antipruritik), dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, ranting, dan akarnya.

INDIKASI
Sambang darah digunakan untuk mengatasi:
banyak mengeluarkan darah sewaktu haid dan melahirkan,
batuk darah, muntah darah, luka berdarah, dan
disentri.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, lihat contoh pemakaian. Pemakaian luar digunakan untuk pengobatan gatal-gatal dan penyakit kulit kronis, seperti psoriasis, ekzema kronis, neurodermatitis, dan luka berdarah. Caranya, cuci daun segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, lalu balut.

CONTOH PEMAKAIAN
Disentri
Cuci daun sambang darah (15 lembar), lalu rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa dua gelas. Setelah dingin, saring airnya untuk dua kali minum, pagi dan sore hari.

Muntah darah
Cuci daun sambang darah (10 lembar ), lalu giling halus. Tambahkan garam seujung sendok teh dan air masak sebanyak setengah cangkir. Aduk merata, lalu saring dan peras dengan sepotong kain. Minum sekaligus.

Perdarahan haid
Cuci ranting kering sambang darah sebesar jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusannya sehari tiga kali, masing-masing setengah gelas.

Perdarahan setelah bersalin, keguguran
Cuci akar kering sambang darah sebesar satu setengah jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan dua gelas air minum sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Komposisi :
Tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Getah mengandung resin dan senyawa yang sangat berracun.

Sumber Ipteknet
Read More..

Jumat, 13 Maret 2009

Jamblang

(Syzygium cumini [Linn. ] Skeels.)
Sinonim :
S. jambolana Miq., Eugenia cumini (L.) Druce., E. jambolana Lamk.

Familia :
Myrtaceae

Uraian :
Jamblang tergolong tumbuhan buah-buahan yang berasal dari Asia dan Australia tropik. Biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar, terutama di hutan jati. Jamblang tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Pohon dengan tinggi 10-20 m ini berbatang tebal, tumbuhnya bengkok, dan bercabang banyak. Daun tunggal, tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik, pangkal lebar berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk malai dengan cabang yang berjauhan, bunga duduk, tumbuh di ketiak daun dan di ujung percabangan, kelopak bentuk lonceng berwarna hijau muda, mahkota bentuk bulat telur, benang sari banyak, berwarna putih, dan baunya harum. Buahnya buah buni, lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau, setelah masak warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk lonjong, keras, warnanya putih. Berakar tunggang, bercabang-cabang, berwarna cokelat muda. Biasanya, buah jamblang yang masak dimakan segar. Rasanya agak asam dan sepat. Kulit kayu bisa digunakan sebagai zat pewarna.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: jambe kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Mink.). ]awa: jamblang (Sunda), juwet, duwet, d. manting (Jawa), dhalas, d. bato, dhuwak (Madura). Nusa Tenggara: juwet, jujutan (Bali), klayu (Sasak), duwe (Bima), jambulan (Flores) . Sulawesi: raporapo jawa (Makasar), alicopeng (Bugis). Maluku: jambula (Ternate). Melayu: jamlang, jambelang, duwet. NAMA ASING Hainan pu tao, wu kou guo, zi pu tao (C), waa (T), java plum, black plum, jambolan, jambul (I). NAMA SIMPLISIA Syzygii cumini Cortex (kulit kayu jamblang), Syzygii cumini Semen (biji jamblang).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daging buah rasanya asam manis, sifatnya sejuk, astringen kuat, berbau aromatik. Berkhasiat melumas organ paru, menghentikan batuk, peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut (karminatif), memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Kulit kayu berkhasiat untuk peluruh haid. Hasil penelitian menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang mempunyai khasiat menurunkan kadar glukosa darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes melitus tipe II. Penelitian di India mendapatkan hasil bahwa buah jamblang potensial sebagai obat kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang, jamblang dapat mencegah timbulnya katarak akibat diabetes. Jamblang juga menurunkan risiko timbulnya atherosklerosis sampai 60--90% pada penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan oleanolic acid pada jamblang dapat menekan peran radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis.

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, daging buah, dan bijinya. Daging buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan. Jika daging buah dimakan, akan menyebabkan rongga mulut dan lidah berwarna ungu.

INDIKASI
Daging buah digunakan untuk pengobatan:
- kencing manis (diabetes melitus),
- batuk kronis, sesak napas (asma),
- batuk rejan, batuk pada TB paru disertai nyeri dada,
- nyeri lambung dan diare.

Biji digunakan untuk pengobatan:
- kencing manis (diabetes melitus),
- diare, disentri,
- gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri lambung, keram perut,
- keracunan strychnine (penawar racun yang tidak spesifik), dan
- pembesaran limpa.

Kulit kayu digunakan untuk pengobatan:
- kencing manis (diabetes melitus),
- diare.

CARA PEMAKAIAN
Daging buah bisa dimakan secukupnya sebagai buah meja.


CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Batuk kronis, asma
- Cuci buah jamblang segar (15 g) sampai bersih, buang bijinya, lalu makan. Lakukan tiga kali sehari.
- Sediakan buah jamblang kering (15 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh buah terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, minum airnya dan makan buahnya sekaligus. Lakukan tiga kali sehari..

Batuk rejan
Siapkan buah jamblang kering (15 g), empedu ayam betina (1 buah), dan gula pasir secukupnya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh bagian terendam, lalu tim sampai matang. Minum airnya dan makan isinya. Lakukan sekali sehari sampai sembuh.

Batuk pada TB Paru disertai nyeri dada
Siapkan buah jamblang segar (30 g, jika dipakai buah keriny gunakan sebanyak 15 g) dan daun sembung segar ('Blumea balsamifera) (25 g). Cuci semua bahan, lalu potong-potong daun sembung seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan gula pasir (15 g) dan air secukupnya sampai seluruh bahan terendam. Tim sampai matang. Setelah dingin, minum airnya. Makan buahnya, tetapi bijinya dibuang. Lakukan setiap malam sebelum tidur.

Diare pada anak
Siapkan buah jamblang segar yang belum matang dan beras yang sudah digongseng sampai kuning (masingmasing 6 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam. Tim sampai matang. Setelah dingin, makan sekaligus. Lakukan tiga kali sehari.

Nyeri lambung
Gongseng buah jamblang kering tanpa biji (30 g) sampai berbau harum. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, makan seluruhnya. Lakukan tiga kali sehari, selama 10 hari.

Sariawan
Rebus kulit kayu atau daun secukupnya. Setelah dingin, gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan 3--4 kali dalam sehari.

Catatan:
Sebagian wilayah di Asia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk pengobatan ayan (epilepsi).

Kandungan oleanolic acid pada jamblang dan Surinam cherry (Eugenia uniflora) digunakan oleh pengobat tradisional di Amerika Selatan untuk mengurangi kerusakan pada jantung dan hati penderita kanker yang mendapat pengobatan kemoterapi doxorubicin.

Jamblang dan spesies lainnya (Eugenia caryophyllata) yang dimasak mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan enzim glutathione S-transferase di hati. Enzim ini mempunyai khasiat detoksifikasi. Pada percobaan binatang, peningkatan produksi enzim glutathione S-transferase akan menurunkan kejadian kanker lambung sampai mendekati 80%.

Praktisi ayurvedic melaporkan bahwa daging buah jamblang dapat menurunkan kadar gula darah dalam 30 menit. Sementara biji jamblang menurunkan kadar gula dalam 24 jam. Hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dari jamblang memerlukan sepuluh hari pengobatan.

Komposisi :
Jamblang mengandung minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin), alkaloid (jambosine), asam organik, triterpenoid, resin yang berwarna merah tua mengandung asam elagat dan tanin.
sumber ipteknet
Read More..

Sabtu, 28 Februari 2009

Meniran

(Phylanthus urinaria, Linn.)
Sinonim :
Phylanthus alatus, Bl. P. cantonensis, Hornem. P. echinatus, Wall. P. lepidocarpus, Sieb.et Zucc P. leprocarpus, Wight.

Familia :
Euphorbiaceae

Uraian :
Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi (Ternate);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (lever), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih; Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat;

Pemanfaatan :
1. Sakit Kuning
a. Bahan Utama: 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun)
Bahan Tambahan: 2 gelas Air Susu
Cara membuat: Tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan
direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal
1 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan
setiap hari.

b. Bahan Utama: 7 batang tanaman meniran (akar, Batang dan
bunga)
Bahan Tambahan: 7 buah Bunga cengkeh kering, 5 cm rimpang
umbi temulawak, 1 potong kayu manis
Cara Membuat: Seluruh bahan direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.

2. Malaria
Bahan utama: 7 Batang tanaman Meniran lengkap
Bahan tambahan: 5 Biji bunga cengkeh kering, 1 potong kayu manis
Cara membuat: Seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk
halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.

3. Ayan
Bahan Utama: 17 - 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun
dan Bunga)
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5
gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4
gelas selama 3 hari berturut-turut

4. Demam
Bahan utama: 3-7 batang Tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun dan bunga)
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1
gelas air panas .
Cara menggunakan: disaring, kemudian diminum sekaligus.

5. Batuk
Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun, bunga)
Bahan tambahan: Madu secukupnya.
Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan
direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur
dengan 1 sendok makan madu sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari

6. Haid berlebihan
Bahan Utama: 3 - 7 potong akar Meniran kering
Bahan tambahan : 1 gelas air tajan
Cara membuat: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan
diaduk sampai rata.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore.

7. Disentri
Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun dan bunga )
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore.

8. Luka Bakar Kena Api atau Air Panas
Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun dan bunga)
Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi temulawak (4 cm), 3 buah bunga
cengkeh kering, 1 potong kayu Manis.
Cara membuat: Bahan utama ditumbuk halus, dan temulawak
diiris-iris . Kemudian dicampur dengan bahan -bahan yang lain dan
direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.

9. Luka koreng
Bahan Utama: 9 - 15 batang meniran lengkap (akar, batang, daun
dan bunga)
Cara membuat: Bahan Utama dicuci Bersih dan ditumbuk halus.
Kemudian direbus dengan 1 cerek air.
Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk
mandi.

10. Jerawat
Bahan Utama: 7 Batang tanaman meniran
Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi kunyit (4 cm)
Cara membuat: Seluruh bahan dicuci sampai bersih dan ditumbuk
sampai halus, Kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus, ulangi secara
teratur setiap hari.
Komposisi :
Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : - Zat Filantin - Kalium - Mineral - Damar - Zat Penyamak
sumber : ipteknet
Read More..

Minggu, 22 Februari 2009

Khasiat Jeruk Nipis sebagai obat


Uraian :
Jeruk nipis (citrusaurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 200 m - 1.300 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 1.000 mm - 1.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 12 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 200 C - 300 C · Kelembapan : sedang - tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : latosol, aluvial, andosol. · Tekstur : lempung berpasir lempung dan lempung liat · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 40 cm - 170 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 4 - 9 · Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran50 cm x 50 cm x 40 cm. · Tanah bagian atas dipisahkan dari tanah di bawahnya, kemudian diberi pupuk kandang. · Tanah bagian bawah dimasukkan kembali, kemudian disusul tanah bagian atas. b. Persiapan Bibit · Jeruk nipis dapat diperbanyak secara cangkok dan okulasi. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. · Jarak tanam 6 m x 6 m

Nama Lokal :
Lime (Inggris), Lima (Spanyol), Limah (Arab); Jeruk Nipis (Indonesia), Jeruk pecel (Jawa); Limau asam (Sunda);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Amandel, Malaria, Ambeien, Sesak Nafas, Influenza, Batuk; Sakit panas, Sembelit, Terlambat haid, perut mules saat haid; Disentri, Perut Mulas, Perut Mual, Lelah, Bau badan, Keriput wajah;

1. Amandel
Bahan : 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
diparut dan 2 sendok makan madu;
Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil aimya, kunyit
diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan
madu dengan ditambah 1/2 gelas air, diaduk sampai merata, dan
disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 hari sekali secara teratur.

2. Malaria
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 sendok makan kecap, garam
secukupnya;
Cara membuat :jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dioplos dengan bahan lainnya dan disaring;
Cara menggunakan: diminum tiap pagi menjelang sarapan.

3. Ambeien
Bahan: 2 - 4 potong akar jeruk nipis;
Cara membuat: direbus dengan 1 1/2 liter air sampai mendidih
hingga tinggal 1 liter, kemudian disaring;
Cara menggunakan : diminum setiap sore weara teratur.

4. Sesak Nafas
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 siung bawang merah, 1 butir telur ayam
kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 potong gula batu,
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, bawang
merah diparut kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan
diseduh dengan air panas secukupnya, diaduk sampai merata,
kemudian disaring;
Cara menggunakan: diminum setelah makan pagi secara teratur.

5. Influenza
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kayu putih, kapur
sirih secukupnya;
Cara membuat: jeruk nipis dipanggang sejenak dan diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahannya dan diaduk
sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari secara teratur.

6. Batuk
a. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 sendok kecap, garam
secukupnya;
Cara membuat: jeruk nipis diperis untuk diambil airnya,
Cara menggunakan: diminum secara teratur 1 kali sehari selama
sakit

b. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/4 sendok tepung biji buah pala, 1
sendok minyak kayu putih;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: dipakai sebagai bedak dan dioleskan pada
dada dan punggung.

7. Sakit panas
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kelapa, 1 sendok
minyak kayu putih, 2-4 siung bawang merah yang dihaluskan;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dioplos dengan bahan lainnya sampai merata,
Cara menggunakan: dipakai sebagai kompres dan obat gosok untuk
dada dan punggung.

8. Sembelit
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 - 4 siung bawang merah, 1 sendok
minyak kayu putih, buah asam secukupnya, 2 sendok air masak;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dicampur dengan bahan lainnya dan dihaluskan bersama-sama;
Cara menggunakan: dioleskan di seluruh tubuh, terutama di seputar
perut.

9. Telambat datang bulan
Bahan : 1 buah jeruk nipis, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari, kapur
sirih dan garam secukupnya;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kunyit
diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian semua bahan
tersebut dicampur merata dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

10. Perut mules pada waktu haid datang bulan
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang jahe sebesar ibu jari, 3
mata buah asam yang sudah masak, 1 potong gula kelapa;
Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, jahe
diparut, kemudian semua bahan tersebut dicampur dan diberi 3/4
gelas air masak dan disaring;
Cara menggunakan: diminum pada hari pertama haid.

11. Disentri
Bahan: 2 potong akar jeruk nipis;
Cara membuat: direbus dengan 2 1/2 gelas air sampai mendidih,
kemudian disaring;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

12. Perut mules
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kunyit
diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian kedua bahan
tersebut dicampur dengan 1/2 gelas air hangat sampai merata dan
disaring;
Cara menggunakan: dibuat dan diminum 2 kali sehari.

13. Perut mual
Bahan: 1 buah jeruk nipis dan 1 potong gula aren
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dicampur dengan gula aren sampai merata, ditambah dengan 1
gelas air hangat dan disaring;
Cara menggunakan: diminum biasa.

14. Menghilangkan kelelahan
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 rimpang jahe sebesar ibujari, 1/2
sendok teh bubuk merica, 1 sendok teh kopi;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, jahe diparut
dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahan
lainnya sampai merata, ditambah 1 gelas air masak dan disaring;
Cara menggunakan: dibuat dan diminum 2 minggu sekali.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kiniia yang bemianfaat. Misalnya: limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Di samping itu jeruk nipis mengandung asani sitrat. 100 gram buah jeruk nipis mengandung: - vitamin C 27 miligram, - kalsium 40 miligram, - fosfor 22 miligram, - hidrat arang 12,4 gram, - vitamin B 1 0,04 miligram, - zat besi 0,6 miligram, - lemak 0,1 gram, - kalori 37 gram, - protein 0,8 gram dan - air 86 gram. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia antara lain limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral dan asam sitrat.

sumber : iptek.net.id


Tags : Amandel, ambeien, batuk, Citrus aurantifolia, disentri, Influenza, Jeruk Nipis, limau, malaria, Perut Mual, Perut Mulas, sakit panas, Sembelit, sesak nafas, terlambat haid, Tanaman OBAT
Read More..

Sabtu, 24 Januari 2009

Tumbuhan obat Kunyit (Curcuma longa Linn.)

Kunyit
(Curcuma longa Linn.)
Sinonim :
Curcuma domestica Val. C. domestica Rumph. C. longa Auct.

Familia :
Zingiberaceae

Uraian :
Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Nama Lokal :
Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken);

Pemanfaatan :
1. Diabetes mellitus
Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air
sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas.

2. Tifus
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto
Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring.
Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.

3. Usus buntu
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula
kelapa/aren. Garam secukupnya.
Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring.
Cara menggunakan:diminum setiap pagi setelah makan, secara
teratur.

4. Disentri
Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.
Cara menggunakan:diminum dan diulangi sampai sembuh.

5. Sakit Keputihan
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1 potong gula kelapa/aren
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring.
Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari.

6. Haid tidak lancar
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh
biji pala, 1/2 genggam daun srigading.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring
Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari.

7. Perut mulas pada saat haid
Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm,
1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm
Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring.
Cara menggunakan:ditambah garam dan gula secukupnya dan diminum pada hari pertama haid.

8. Memperlancar ASI
Bahan: 1 rimpang kunyit
Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari.

9. Cangkrang (Waterproken)
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng,
Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang.

10. Amandel
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu
Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring
Cara menggunakan:diminum secara rutin 2 hari sekali.

11. Berak lendir
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4 sendok makan kapur sirih
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.

12. Morbili
Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai
halus
Cara menggunakan:dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Kandungan Zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya .
Sumber IPTEK Net

Tags : Amandel, ASI tidak lancar, berak lendir, Cangkrang, Curcuma longa, Diabetes, disentri, haid tidak lancar, Keputihan, kunyit, morbili, Nyeri haid, Tanaman OBAT, Tifus, Usus buntu
Read More..

Sabtu, 10 Januari 2009

Buah Makasar

(Brucea javanica [L.] Merr.)
Sinonim :
B. amarissima, Desv., B. gracilis DC., B. sccnaatrana Roxb., Goraus amarissima Lour., Lus. sa arnarissirna O. Ktze., Rlzus javanica L.

Familia :
Simaroubaceae.

Uraian :
Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Buah Makasar tumbuh pada ketinggian 1-500 m dpl. Perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Buahnya buah batu berbentuk bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia, buahnya disebut biji makasar. Buah makasar dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku: nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus (buah makasar).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah makasar dapat membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis), membunuh parasit (parasiticic), antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat membersihkan panas dan racun. Buah makasar mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B, yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich ascitic cancer, sarcoma 37' sarcoma 180' cervix cancer 14' Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8. Pada binatang, menghambat sintesa DNA sel kanker, meningkatkan daya fagositosis makrofag, serta membentuk sel darah dalam sumsum tulang. Penelitian daya antelmintik sari buah makasar terhadap cacing Ascaridia galli (cacing gelang ayam) secara in vitro dengan air rebusan 10% b/v ekstrak etanol dan fraksi sisa, menunjukkan hasil yang nyata. Artinya, sari buah makasar memiliki khasiat sebagai antelmintik. Pada takaran 20 ml air rebusan 10% b/v, 150 mg ekstrak etanol, dan 150 mg fraksi sisa, masing-masing dilarutkan dengan glukosa salin 5% menjadi 100 ml memberikan daya antelmintik yang tidak berbeda nyata dengan 32 mg piperasin sitrat yang dilarutkan dengan glukosa saline 5% menjadi 100 ml (Noverman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND, 1990).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah. Setelah buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya. Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.

INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan:
malaria,
disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp.,
keputihan,
wasir (hemoroid),
cacingan (nematoda, taemia),
papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,
kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit.

Akar digunakan untuk pengobatan:
malaria, dernam,
keracunan makanan.

Daun digunakan untuk mengatasi: sakit pinggang.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Ramuan ini diminum setelah makan. Lakukan 2-3 kali sehari.
Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil (warts) dan mata ikan" (corns) di kaki. Pemakaian ramuan ini harus hati-hati supaya tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belatung.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri amuba
Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus setelah makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.

Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas
Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus dengan larutan air gula batu.

Malaria
Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi setengahnya (5 buah) dan minum selama 5 hari.
Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.

Komposisi :
Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine), dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin.
Read More..

Minggu, 14 Desember 2008

Pare

(Momordica charantia L.)
Sinonim :
= M.balsamina, Blanco. = M.balsamina, Descourt. = M.cylindrica, Blanco. = M.jagorana C.Koch. = M.operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl.

Familia :
Cucurbitaceae

Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria,; Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, ; Paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, ; Pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi). Papariane,; Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, radang tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing manis, Rhematik, Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan;

BAGIAN YANG DIPAKAI: Buah, biji, bunga, daun dan akar.

KEGUNAAN:
Buah:
- Batuk, radang tenggorok (pharyngitis).
- Haus karena panas dalam.
- Mata sakit dan merah.
- Demam, malaria.
- Pingsan karena udara panas (heatstroke).
- Menambah napsu makan.
- kencing manis.
- Disentri.
- Rheumatism, rematik gout.
- Memperbanyak air susu (ASI).
- Datang haid sakit (dismenorrhoea).
- Sariawan.
- lnfeksi cacing gelang.

Bunga:
- Pencernaan terganggu

Daun:
- Cacingan.
- Luka, abses, bisul.
- Erysipelas.
- Terlambat haid.
- Sembelit, menambah napsu makan.
- Sakit lever.
- Demam.
- Melancarkan pengeluaran ASI.
- Sifilis, kencing nanah (Gonorrhea).
- Menyuburkan rambut pada anak balita.

Akar:
- Disentri amuba.
- Wasir.

Biji:
- Cacingan.
- Impotensi,
- Kanker.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-30 g di juice atau di rebus.
Pemakaian luar. Buah atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat pada luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Haus karena panas dalam, demam, heat stroke:
Satu buah pare mentah yang masih segar dicuci bersih, lalu dibelah.
Buang isinya, potong-potong secukupnya, lalu direbus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
minum.

2. Diabetes:
a. 200 g buah pare segar dicuci bersih lalu diblender. Tambahkan
air minum secukupnya, lalu diperas dengan sepotong kain sampai
terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat gelas). Perasan
dihangatkan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin
diminum, lakukan setiap hari.

b. 200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan
3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
minum, Lakukan setiap hari.

3. Disentri.
Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya dibuang. Parut atau
dijuice, airnya diminum. Segera minum air matang. Satu kali minum
200 cc.

4. Disentri amuba, diare:
Ambil akar pare yang masih segar sebanyak 30 g. Dicuci bersih lalu
dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan gula pasir
secukupnya lalu diminum.

5. Cacingan pada anak:
a. Daun segar sebanyak 7 g, diseduh dengan 1/2 cangkir air panas.
Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk
sampai merata, minum sekaligus sebelum makan pagi.

b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan
sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat.
Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.

6. Menyuburkan rambut yang tipis dan kemerahan:
a. Ambil segenggam daun pare, cuci bersih. Daun kemudian
ditumbuk sampai seperti bubur, tambahkan air 3/4 gelas. Ramuan
ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi-pagi ramuan ini
disaring, airnya dipakai untuk membasuh kulit kepala.

b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya, lalu dicuci bersih.
Daun pare tadi ditumbuk sampai halus, lalu diperas dengan
sepotong kain. Airnya dipakai untuk melumas kulit kepala.
Lakukan setiap hari. Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi
dan anak balita.

7. Bisul, abses:
Ambil segenggam daun pare, cuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas
air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

8. Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan:
Segenggam penuh daun pare dicuci bersih, lalu ditumbuk halus.
Tambahkan 1 cangkir air matang, diaduk merata lalu disaring. Air
saringannya ditambahkan sedikit garam, lalu diminum pada pagi hari
sebelum makan.

9. Kencing nanah:
6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari
rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 4 gelas

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, Anti radang. Masuk meridian jantung, hati dan paru. Buah: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah napsu makan, penurun panas, penyegar badan. Bunga: Memacu enzim pencernaan. Daun: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.

Sumber : Sentra Informasi IPTEK
Read More..