Selasa, 14 Agustus 2012

image
Kalangan akademisi mendesak pemerintah memperketat pengawasan terhadap penggunaan antibiotik untuk mencegah berkembangnya bakteri menjadi resistan terhadap antibiotik tertentu.
"Masalahnya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri penyakit berkembang lebih parah lagi," kata Guru Besar Mikrobiologi Klinik FKUI, Amin Soebandrio dalam jumpa pers Simposium Nasional "Indonesian Antimicrobial Resistance Watch ke-7 (NS-IARW) di Jakarta, Senin.
Amin mencontohkan kasus wabah E-Coli di Eropa beberapa bulan terakhir dimana jenis bakteri E-Coli yang ditemukan di Jerman itu sudah resisten sehingga tidak lagi bisa dilakukan perawatan menggunakan antibiotika.
Dengan demikian, maka bakteri jenis baru itu harus dilawan dengan antibiotika baru dengan dosis lebih tinggi. 
"Seharusnya pemerintah lebih tegas akan peredaran obat antibiotika. Jangan seperti sekarang ini sangat mudah ditemui di toko-toko obat, tanpa resep dokter," kata Amin yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia seminar Nasional Antimikrobiologi 2012.
Meskipun demikian, Amin menyatakan menyambut inisiatif pemerintah yang mulai membatasi peredaran obat antibiotika dengan meluncurkan pedoman penggunaan antibiotik di beberapa rumah sakit.
"Ini penting karena antibiotik itu termasuk obat keras dan harus diperhatikan penggunaannya. Resep dokter pun wajib digunakan," katanya. 
Sementara itu, Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Indonesia (IARW-PAMKI) bekerja sama dengan para pakar Kedokteran Klinik, Biomedik, di bidang farmakologi, penyakit tropik dan infeksi, pulmonologi, unit perawatan intensif, parasitologi dan kepakaran bidang kesehatan lainnya akan menyelenggarakan the 7th National Symposium of Indonesian Antimicrobial Resistance Watch (7th NS-IARW) pada 1-3 Juli 2012 di Hotel Borobudur , Jakarta.
Tema dari simposium tahun ini adalah "Best Practices in Antimicrobial Resistance Mitigation" akan membahas pengendalian resistensi antimikroba secara menyeluruh dengan menampilkan potret keberhasilan pengendalian resistensi antimikroba. 
Penggunaan antibiotik mendapat sorotan ditinggal ditingkat nasional dan internasional dengan semakin tingginya kasus resistensi antibiotik sehingga Badan Kesehatan Sedunia (WHO) mengangkat resistensi antimikroba sebagai tema hari kesehatan dunia 2012
============================================================== Promo Produk
Melia Propolis
“Natures Miracle Antibiotic”
Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit yang bekerja secara holistic tanpa efek samping.
Hampir seluruh Kitab Suci menulis tentang Lebah.

Q.S. AN NAHL : Ayat. 68 & 69
……..Keluarlah dari perutnya syaraabun (cairan) beraneka warna, dan padanya syifa (penyembuhan) bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda bagi kaum yang memikirkan.
Kandungan Propolis:
1. Bioflavonoids: Memulihkan system kapilari serta memperbaiki kerapuhan dan kebocoran saluran darah (1 tetes propolis kandungannya setara dengan 500 buah jeruk) 2. Protein ( 16 Asam amino Esensial)
3. Vitamin dan mineral

Fungsi Propolis bagi manusia:
1. Detoksifikasi (Membuangan racun dan Kuman Penyakit dari dalam tubuh)
2. Antibiotika Alami (antimicrobial seperti virus, bakteri dan jamur)
3. Anti Radang
4. Anti Alergi
5. Meningkatkan Imunitas / Kekebalan Tubuh
6. Anti Oksidan (mencegah kanker dan membunuh sel kanker)
7. Nutrisi (memperbaiki dan regenerasi sel tubuh)
Klik Selanjutnya
AGEN PROPOLIS

0 komentar:

Posting Komentar