Rabu, 01 Agustus 2012

Puasa dan Menghindari Gagal Ginjal

Gagal ginjal hingga memerlukan cuci darah kebanyakan merupakan akibat diabetes melitus. Jumlah kasusnya mencapai 45 persen, disusul akibat tekanan darah tinggi sebesar 28 persen.
”Kegagalan ginjal akibat diabetes melitus atau nefropati diabetik bisa dicegah dengan cara mengontrol kadar gula dan tekanan darah,” kata dokter spesialis penyakit dalam Budiman Darmowidjojo dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rabu (27/7) di Jakarta.
Budiman menyampaikan hal itu dalam Media Edukasi Jakarta Diabetes Meeting ke-20 bertema ”Menghindari Kerusakan Ginjal pada Pasien Diabetes Melitus”. Narasumber lain adalah Kepala Divisi Metabolik Endokrin FKUI Imam Subekti.
Budiman mengatakan, gagal ginjal berupa kebocoran selaput penyaring darah pada ginjal mengakibatkan gangguan pengeluaran zat racun lewat urine. Akibatnya, zat-zat racun itu tertimbun dalam darah dan menimbulkan risiko kematian. Karena itu, penderita perlu cuci darah (hemodialisis) untuk membuang zat-zat racun yang menumpuk.
Beberapa gejala awal penumpukan zat racun, antara lain, sulit tidur, selera makan berkurang, sakit perut, lesu, dan sulit berkonsentrasi. Deteksi dini yang dianjurkan adalah mengukur kadar mikroalbuminuria (protein dalam urine).
Ancaman anemia
Kerusakan ginjal juga berdampak pada gangguan pembuatan sel darah merah di sumsum tulang belakang. Produksi sel darah merah akan menurun sehingga terjadi gejala-gejala anemia.
”Dibutuhkan pemeriksaan kadar gula dan tekanan darah, serta lemak darah bagi penderita diabetes secara rutin untuk mencegah nefropati diabetik,” kata Budiman.
Nefropati diabetik ditandai bengkak pada kaki dan wajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala, gatal, sering cegukan, dan penurunan berat badan. Seringkali gejala ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga menyulitkan deteksi secara dini.
Imam Subekti mengatakan bahwa penderita diabetes (diabetesi) bisa menjalankan ibadah puasa. Untuk itu diabetesi perlu berkonsultasi terkait perubahan kadar obat kepada dokter lebih dulu. ”Ada masalah hipoglikemi yang harus diantisipasi,” kata Imam.
Hipoglikemi merupakan kondisi kekurangan kadar gula dalam darah. Menurut Imam, hipoglikemi jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan hiperglikemi (kelebihan kadar gula darah).
Merusak otak
”Hipoglikemi dalam hitungan menit bisa merusak jaringan sel otak hingga rusak secara permanen, sedangkan hiperglikemi prosesnya dalam hitungan hari,” kata Imam.
Dalam sebuah penelitian, Imam mengatakan bahwa berpuasa bagi diabetesi memberikan manfaat penurunan berat badan sampai 50 persen. Hanya 6 persen yang justru naik berat badannya.
”Sepanjang kadar gula darah dapat dikendalikan dengan baik, diabetesi dapat berpuasa dan tetap sehat,” kata Imam. 
kompas.com
============================================================== Promo Produk
Melia Propolis
“Natures Miracle Antibiotic”
Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit yang bekerja secara holistic tanpa efek samping.
Hampir seluruh Kitab Suci menulis tentang Lebah.

Q.S. AN NAHL : Ayat. 68 & 69
……..Keluarlah dari perutnya syaraabun (cairan) beraneka warna, dan padanya syifa (penyembuhan) bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda bagi kaum yang memikirkan.
Kandungan Propolis:
1. Bioflavonoids: Memulihkan system kapilari serta memperbaiki kerapuhan dan kebocoran saluran darah (1 tetes propolis kandungannya setara dengan 500 buah jeruk) 2. Protein ( 16 Asam amino Esensial)
3. Vitamin dan mineral

Fungsi Propolis bagi manusia:
1. Detoksifikasi (Membuangan racun dan Kuman Penyakit dari dalam tubuh)
2. Antibiotika Alami (antimicrobial seperti virus, bakteri dan jamur)
3. Anti Radang
4. Anti Alergi
5. Meningkatkan Imunitas / Kekebalan Tubuh
6. Anti Oksidan (mencegah kanker dan membunuh sel kanker)
7. Nutrisi (memperbaiki dan regenerasi sel tubuh)
Klik Selanjutnya
AGEN PROPOLIS

0 komentar:

Posting Komentar